SosioScientific Issue (SSI)

Pengertian dan Kisaran Seputar SSI

    Socio-scientific Issues (SSI) adalah permasalahan (isu) sosial dan ilmiah yang kompleks, terkini, serta kontroversial, seperti perubahan iklim, energi alternatif, atau pengembangan teknologi. SSI memiliki peluang untuk membuka sains menjadi relevan bagi kehidupan siswa dan penunjang karir mereka di masa depan. Peran Socioscientific Issues (SSI) telah terbukti menjadi pendorong utama dalam promosi literasi sains dalam komunitas pendidikan sains selama dua dekade terakhir. Hal ini dikarenakan pada masa ini, diperlukan ilmu yang secara konkret mampu menyelesaikan kasus kasus maupun permasalahan yang dianggap sebagai "beban" besar bagi dunia. Baik dalam permasalahan sosial maupun sains, baik kemampuan nalar yang tinggi, penyelesaian masalah yang tepat, serta cara kerja yang efisien mutlak diperlukan dan menjadi tolak ukur yang dipandang absolut untuk mencapai sebuah hasil maksimal.

    Selain menjadi permasalahan, SSI juga dapat menjadi pemacu atau motivator bagi siswa untuk menggali ilmu lebih dalam. SSI juga berkaitan dengan siswa dan juga jarak antara keduanya sangatlah dekat jika pembimbing mampu menarik suatu benang antara SSI dan siswa. Kemiskinan, penanggulangan sampah, serta kelangkaan bahan bakar merupakan beberapa isu yang dapat menjadi pemicu bagi siswa untuk memperdalam ilmunya. SSI berpotensi untuk menimbulkan keinginan bagi siswa untuk menyelidiki masalah sosio-sains yang relevan secara pribadi dan mendiskusikan, berdebat atau membangun argumen/penjelasan untuk memecahkan masalah tersebut.

SSI dalam Pendidikan Kimia

    Kimia adalah studi tentang materi dan sifat-sifatnya, perubahan yang dialami materi, dan energi yang terkait dengan perubahan tersebut. Ini penting untuk banyak aspek dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki banyak manfaat potensial yang tidak terduga untuk masa depan. Pemahaman kimia memungkinkan untuk memahami dan menjelaskan fenomena yang terjadi. Melalui ilmu kimia, perlu dikembangkan pengetahuan dasar tentang bagaimana hidup di dunia ini, bagaimana mengatasi masalah kehidupan sehari-hari dan bagaimana bertindak sebagai individu. Kimia juga memberi masyarakat banyak peluang untuk karir yang berhubungan dengan kimia. Oleh karena itu, pendidikan kimia harus membimbing siswa untuk mencapai pekerjaan potensial di masa depan dalam bidang sains dan teknik. Siswa perlu memiliki pengetahuan yang baik dalam kimia dan tentang tren saat ini dalam kimia. Pelajaran kimia tidak hanya penting untuk karir dalam bidang sains dan teknik, tetapi juga untuk orang-orang yang bekerja di bidang hukum, ekonomi atau perdagangan, yang sering berurusan dengan masalah kimia dan hubungannya dengan ekologi, ekonomi, atau masyarakat.

  Pendidik IPA secara progresif menggunakan socio-scientific issue (SSI) sebagai konteks pembelajaran. Kimia terkait SSI merupakan isu penting yang berkembang di masyarakat yang secara konseptual berkaitan dengan kimia. Masalah sosial-ilmiah (SSI) melibatkan penggunaan topik ilmiah (kimia) secara sengaja dalam pengajaran yang mewajibkan siswa untuk berpartisipasi dalam dialog, diskusi, dan debat. Karakteristik isu-isu kontroversial dan memiliki komponen tambahan yang membutuhkan penalaran moral tingkat atau evaluasi keprihatinan etis dalam proses membenarkan dan menemukan solusi yang mungkin dari isu-isu tersebut. Baik kegiatan inkuiri maupun pengetahuan ilmiah sama-sama berguna dalam proses negosiasi SSI, karena jika hanya kegiatan ilmiah yang dilaksanakan, permasalahan SSI tidak akan mampu diselesaikan. Oleh karena itu, inkuiri dan negosiasi SSI memerlukan integrasi konsep dan proses ilmiah dengan praktik sosial.

    Beberapa materi pembelajaran seperti laju reaksi, hidrolisis, asam basa, serta ikatan kimia memiliki kaitan secara konkret dengan dunia sosial. permasalahan terkait alkohol memiliki kaitan dengan laju reaksi, bahan bakar memiliki kaitan dengan materi karbon, serta hujan asam memiliki kerterkaitan dengan materi asam basa. Pembelajaran yang menggunakan SSI akan menggabungkan konsep abstrak kimia dengan konsep nyata permasalahan, sehingga konsep Tetrahedral yang mengkaitkan Human Element akan mampu untuk dijalankan. 

Hasil Review

Penulis akan memberikan review mengenai SSI dalam hal (1) guru dan SSI dan (2) salah satu penerapan SSI pada pelajaran kimia di Indonesia

Jurnal 1: A Survey of Indonesian Science Teachers’ Experience and Perceptions toward Socio-Scientific Issues-Based Science Education oleh Safwatun Nida, Sri Rahayu, dan Ingo Eilks. 

   Pada jurnal ini telah digali pengalaman dan persepsi guru IPA Indonesia terhadap pengajaran IPA berbasis socio-scientific issues (SSIs). Para peserta ditanya apakah mereka sudah menggunakan praktik yang sesuai dalam pengajaran dan apakah terdapat tantangan dalam menerapkan pedagogi berbasis SSI. Fokus lebih lanjut adalah pandangan guru tentang kompetensi siswa yang dapat dibina melalui pendidikan berbasis SSI, keterkaitan pedagogi berbasis SSI dengan pembentukan karakter siswa, topik potensial untuk mengimplementasikan SSI dalam pendidikan sains, dan minat guru dalam hal tersebut. Studi ini mengungkapkan bahwa pemahaman serta kedekatan guru dengan pedagogi berbasis SSI sangat bervariasi. Beberapa guru telah menerapkan praktik yang sesuai pada berbagai tingkat intensitas. Meskipun hampir semua peserta melihat potensi pedagogi berbasis SSI untuk peningkatan pengembangan kompetensi dan pembentukan karakter siswa, sebagian besar guu tidak terlalu sering menerapkan pengajaran berbasis SSI dalam pembelajaran mereka. Beberapa guru menyebutkan tantangan yang menghambat mereka dalam menerapkan SSI dalam praktik pengajaran mereka. Penyebabnya antara lain kurangnya kompetensi siswa yang diperlukan, kurangnya keahlian guru, konten dalam kurikulum resmi, fasilitas yang tidak memadai, dan kurangnya waktu untuk persiapan dan pelaksanaan pelajaran. Ketika dimintai gagasan dalam mengimplementasikan pendidikan berbasis SSI, para guru pada dasarnya mengusulkan topik yang berkaitan dengan lingkungan atau teknologi yang sesuai untuk pendidikan berbasis SSI. Terlepas dari banyaknya tantangan, sebagian besar guru masih tertarik untuk mengimplementasikan SSI di kelas mereka.

Jurnal 2: Pengembangan Modul Kimia Socio-Scientific Issues (SSI) Materi Reaksi Reduksi Oksidasi oleh Sofiana dan Teguh Wibowo

    Penelitian  pengembangan modul ini  dilatarbelakangi  oleh  kesulitan belajar  pada  materi  reaksi  reduksi oksidasi  yang dialami  peserta  didik  akibat terbatasnya  jumlah  bahan  ajar  yang  dapat digunakan  secara mandiri, kurangnya  variasi  bahan  ajar  yang  digunakan  guru,  dan  rendahnya motivasi  belajar  peserta didik  karena  menganggap  mata  pelajaran  kimia  adalah  mata  pelajaran  yang  sulit,  dan    tidak  berkaitan langsung dengan kehidupan, khususnya materi reaksi reduksi oksidasi. Hal ini ditunjukkan oleh adanya 58,9%  peserta  didik  yang  menyatakan  materi  reaksi  reduksi  oksidasi  adalah  materi  yang  sulit.  Bahan ajar yang memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar menurut kecepatan masing-masing adalah  modul.Tujuan  penelitian  ini  adalah  untuk  menghasilkan  modul  yang  memuat  pembelajaran kontekstual  dengan  pendekatan  socio-scientific  issues  (SSI).  Model  pengembangan  yang  digunakan dalam   penelitian   ini   adalah model   pengembangan   ADDIE   (Analyze,   Design,   Develop,   Implement, Evaluate). Subjek penelitian pengembangan ini adalah 9 peserta didik kelas X MIA 2 MA Al-Irsyad Gajah. Hasil  penilaian  kualitas  modul  yang  dilakukan  oleh  validator  ahli  materi, media  diperoleh kategori  sangat  valid, penilaian respon peserta didik yang tinggi, serta rata-rata skor uji keterbacaan modul  tinggi.  Hasil  tersebut  menunjukkan  bahwa  modul  yang dikembangkan layak digunakan dan diimplementasikan pada kelas besar.

    Terdapat beberapa tanggapan peserta didik mengenai pembuatan modul SSI, salah satunya adalah

    “Tertarik, karena reaksi reduksi oksidasi banyak terdapat pada kehidupan kita sehari-hari dan agar kita tahu cara mengatasi dan menanggulangi masalah korosi setelah mempelajari materi ini. Setelah mengetahui hal tersebut saya lebih tau, dan menjaga kesehatan dan memperhatikan lingkungan sekitar agar tidak terjadi hal negatif".

Kesimpulan

    Dari pengertian, pengaitan SSI dengan pembelajaran kimia, serta hasil review mengenai penelitian yang dilakukan terhadap SSI dan penerapannya, dapat diambil kesimpulan bahwa SSI memang perlu diterapkan bagi pembelajaran di kelas Indonesia, termasuk pembelajaran kimia. Penggunaan SSI dapat menjadi penghubung permasalahan konkret dengan konsep abstrak, serta dapat dijadikan sebagai landasan oleh siswa dalam mengeksplorasi konten sains. Dengan SSI yang diterapkan dalam pembelajaran sains diharapkan siswa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih bermakna, serta motivasi lebih lanjut dalam menyelesaikan permasalahan urgent yang berada di sekitarnya.

Surakarta, 11 Maret 2023

Arum Puspariani

Referensi

Nida, Safwatun. (2020). A Survey of Indonesian Science Teachers’ Experience and Perceptions toward Socio-Scientific Issues-Based Science Education. Education Sciences. 10 (39)

Rahayu, S. (2019). Socio-scientific Issues (SSI) in Chemistry Education: Enhancing Both Students’ Chemical Literacy & Transferable Skills. Journal of Physics: Conference Series. doi:10.1088/1742-6596/1227/1/012008

Sofiana dan Teguh Wibowo. (2019). Pengembangan Modul Kimia Socio-Scientific Issues (SSI) Materi Reaksi Reduksi Oksidasi. Journal of Educational Chemistry. 1 (2)

Zielder, Dana R. (2019). New Directions in Socioscientific Issues Research. Disciplinary and Interdisciplinary Science Education Research. 1 (11)


Komentar