Empati
Menurut KBBI, empati adalah, keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. Sedangkan menurut Hodges, S.D, empati adalah kemampuan dengan berbagai definisi yang berbeda yang mencakup spektrum yang luas, berkisar pada orang lain yang menciptakan keinginan seseorang untuk menolong sesama, mengalami emosi yang serupa dengan emosi orang lain, mengetahui apa yang orang lain rasakan dan pikirkan, mengaburkan garis antara diri dan orang lain. Ahli lain yang bernama Kohler mengungkapkan bahwa dari pada empati yang terfokus kepada perasaan yang terdalam, sebenarnya empati lebih menekankan bagaimana pemahaman terhadap perasaan orang lain daripada melakukan sharing dengan mereka. Empati dapat merubah seseorang dengan cara menjadi pribadi yang menyenangkan serta cara menghilangkan sifat egois. Sementara itu, Nancy Eisenberg berpendapat bahwa empati adalah sebuah respons afektif yang asalnya dari penangkapan atau pemahaman akan keadaan emosi atau juga akan kondisi lainnya, yang mirip dengan perasaan orang lain. Empati merupakan kemampuan untuk menempatkan diri sendiri dalam posisi orang lain dan mampu merasakan penghayatan terhadap perasaan orang lain, namun tetap dapat mempertahankan jati dirinya sendiri. Emosi yang dirasakan seseorang tidak mengakibatkan seseorang lalu kehilangan identitas dirinya.
Dari gambaran di atas, bisa disimpulkan bahwa empati berhubungan dengan keadaan di dalam diri seseorang. Keadaan yang dimaksud adalah mental, mental yang membuat seseorang dapat terhubung dengan orang lain. Empati membuka kemungkinan positif agar seseorang dapat berinteraksi secara baik dengan orang di sekitarnya serta dapat mewujudkan adanya ikatan yang berjalan dengan dilandaskan oleh hati nurani. Adanya empati membuat seseorang dapat menyayangi orang lain. Empati penting untuk dimiliki seseorang agar dirinya dapat menjalin hubungan dari hati ke hati dengan orang lain dan mendapatkan juga memberi kasih sayang dengan orang selain dirinya.
Empati memiliki beberapa manfaat di antaranya adalah identitas, kerja sama, inovasi, serta dapat memberi pengaruh pada orang lain. Identitas diri dapat dipengaruhi oleh empati. Kita cenderung menilai diri dengan memerhatikan orang-orang yang menghabiskan waktu bersama dengan kita. Nah, saat memiliki empati, kita dapat mengetahui jelas siapa dan seperti apa kita. Selain mendapatkan identitas diri, empati bermanfaat untuk meningkatkan kerjasama tim. Empati juga membantu tim dapat melakukan hal bersama secara efektif. Dalam sebuah penelitian, proses pengambilan keputusan melibatkan empati di dalamnya dapat meningkatkan kerjasama tim dan menumbuhkan empati di dalam diri setiap anggota tim. Ya, saat menunjukkan empati, kita dapat menumbuhkan empati dalam diri orang lain. Empati juga dapat memperluas wilayah dan juga pola pikir yang dimiliki seseorang serta mampu untuk menguji ide-ide baru yang belum diketahui sebelumnya. Inilah yang menjadi bagian dalam proses menciptakan inovasi. Tentu saja, membuat inovasi sangatlah penting bagi kemajuan karier. Inovasi membuat kita terus bertumbuh dan mengalami peningkatan. Kita tidak akan pernah mengalami kebuntuan bahkan kemunduran karier.
Selain bermanfaat bagi komunitas, empati juga menghasilkan manfaat bagi individu. Empati dapat meningkatkan kepercayaan diri yang dibutuhkan untuk menunjukkan siapa kita, memberikan pengaruh bagi orang lain dan membuat kita mampu untuk menempatkan diri pada posisi orang lain. Biasanya, kita membutuhkan hal tersebut saat berdiskusi. Dengan empati, kita juga mampu menerima sudut pandang orang lain terlebih dahulu dan membawa orang tersebut masuk ke dalam pandangan kita sendiri. Empati sangat dibutuhkan saat kita tidak setuju dengan pendapat orang lain. Ketika memiliki kesamaan dengan orang lain, kita akan mudah untuk memiliki empati, tetapi ini tidak akan mudah saat kita memiliki pemikiran yang berbeda dengan orang lain. Empati membuat kita mampu untuk memahami perbedaan yang ada dan melihat sesuatu dari sudut pandang lain, bukan hanya sudut pandang kita sendiri. Empati memang tidak dapat mengubah pikiran, tetapi dapat membantu kita untuk lebih menghargai orang lain dan terhubung dengan cara yang tepat.
Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk berempati. Pertama, kita dapat berempati dengan mempertimbangkan pemikiran orang lain. Kita membayangkan bagaimana rasanya menjadi seseorang dan apa yang akan dipikirkan saat kita berada di posisinya. Inilah yang disebut dengan empati kognitif. Kedua, kita dapat berempati dengan memfokuskan diri pada perasaan orang lain. Kita membayangkan seperti apa perasaan yang dimiliki saat berada di posisi orang tersebut. Inilah yang disebut dengan empati emosional.
Empati kognitif dan empati emosional sama-sama memiliki manfaat bagi identitas, kerjasama, memberikan pengaruh dan memperluas pola pikir yang kita miliki. Kita akan lebih mudah untuk mengerti keadaan yang dialami seseorang saat membayangkan diri sendiri dalam situasi tersebut. Tentu saja, ini akan sangat menguntungkan jika kita memiliki kemampuan empati kognitif dan empati emosional. Kita akan mampu untuk mengerti dan menghargai pemikiran serta perasaan yang dimiliki orang lain. Ini memampukan kita untuk tidak menjadi orang yang egois. Yang terpenting adalah tindakan. Jika memiliki kemampuan untuk berempati secara kognitif maupun emosional, itu tidak akan berarti jika kita tidak melakukan tindakan nyata. Semua rasa empati yang kita miliki harus tercermin dalam tindakan nyata yang penuh dengan belas kasih.
Tindakan berempati berarti memahami perjuangan yang dihadapi oleh rekan kerja, bersedia untuk menawarkan bantuan atau menghargai perbedaan pendapat yang dimiliki orang lain. Empati juga dapat tercermin dalam tindakan saat kita mampu berdebat dengan cara yang sehat dan menemukan solusi terbaik. Berempati juga dapat dicerminkan dengan mempertimbangkan pendapat rekan kerja lain dan memberikan saran yang dapat membantu tim mencapai kesuksesan. Orang lain mungkin tidak akan dapat mengingat tindakan yang kita buat, tetapi mereka akan mengingat bagaimana kita membentuk perasaan mereka. Dengan memiliki empati, kita dapat memastikan bahwa tindakan yang dilakukan dapat menciptakan perasaan positif yang akan diingat dalam jangka panjang. Dengan begitu, kita akan mampu membangun hubungan positif dan menghasilkan hal yang positif juga. Tentu saja, ini akan berdampak baik bagi organisasi dan diri kita sendiri.
Jadi, siapapun dan apapun posisi kita cobalah untuk selalu memiliki
empati dan menunjukkannya dalam tindakan nyata. Kita harus memiliki
empati saat menyampaikan ide yang dimiliki atau saat bekerja sama dengan
tim. Dengan begitu, kita akan mampu bekerjasama dengan baik dan
mencapai tujuan yang dimiliki. Hasil lainnya? Kita akan dipandang
sebagai orang yang memiliki nilai. Kita juga akan memiliki pola pikir
yang lebih luas yang dapat membantu mencapai tujuan pribadi. Yuk, mulai
sekarang, kita melatih diri untuk berempati dan mewujudkannya dalam
tindakan nyata.
Wah mantap, bahasanya enak dipahami dan sesuai dengan kaidah kebahasaan. Semangat terus!
BalasHapus